Ledakan granat juga merusak dua mobil lainnya yang diparkir bersisian dengan mobil Ayah Banta, yakni mobil Nissan Terrano BK 130 OS dan Daihatsu Xenia BK 1426 HZ. Selain itu, kaca hotel dan Ruko dekat lokasi tersebut juga terkena serpihan granat. Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Menurut resepsionis Hotel UKM, saat terjadi ledakan dia sedang berada di meja resepsionis lantai satu. “Mendengar ledakan sangat keras di tempat parkir, saya lari ke belakang dan memberitahukan teman,” katanya. Menurut dia, saat ledakan tersebut, suasana di sekitar kawasan itu masih sepi, namun sesekali lewat kendaraan dari dan ke TPI Lampulo.
Ledakan granat menimbulkan api yang membakar mobil Ayah Banta. Pemadam kebakaran yang datang sepuluh menit kemudian berhasil memadamkan api. Tapi mobil Ayah Banta telah hangus terbakar.
Suci, warga Peunayong yang rumahnya persis di depan hotel tersebut, mengatakan suara ledakan terdengar saat warga muslim sedang melaksanakan ibadah salat subuh. “Ledakan itu terdengar berkali-kali dan sangat keras suaranya,” katanya.
Dia juga memperlihatkan kepada anggota polisi dan sejumlah wartawan tentang adanya keretakan pada dua kaca jendela dan beberapa lubang kecil di dinding rumahnya.
Pihak kepolisian menurunkan beberapa anggota Densus 88 guna menganalisis dan mengumpulkan barang bukti. “Mobil tersebut tidak di granat,” terang Kompol Sutri Amdani, Komandan Densus 88.
Menurut dia, kalau digranat semua mobil yang diparkir berdampingan itu akan hancur. “Tapi ini cuma satu mobil yang hancur. Kalau digranat, pasti dua-duanya hangus,” lanjutnya.
Namun, ia belum bisa memastikan asal ledakan yang menyebabkan mobil tersebut hangus terbakar. Meski ada yang mengatakan bahwa mobil itu meledak setelah ada paket yang dinaikkan ke mobil tersebut, pihaknya belum bisa menyimpulkan hal itu.
“Untuk lebih jelas, kita tunggu saja hasil keterangan dari saksi dan penyelidikan yang dilakukan tim Laboratorium Forensik (Labfor) yang didatangkan dari Medan,” sebut Sutri Amdani.
Sementara Juru Bicara KPA Ibrahim Syamsuddin KBS meminta aparat penegak hukum secepat mungkin mengungkap pelaku penggranatan itu. Polisi juga diminta menumpas kelompok pembuat keonaran di Aceh.
“Kepada kelompok pembuat onar supaya menghentikan aktivitasnya demi perdamaian Aceh. Jangan paksakan kami untuk membalas keonaran dengan keonaran juga,” katanya.(rta/boy)