- Back to Home »
- JK Beli Teri, SBY Bela Diri - Megawati Unjuk Gigi -
DENPASAR - Beragam pernyataan, lagak, dan gaya dilakoni ketiga calon presiden (capres) RI dalam masa kampanye pilpres di tempat terpisah, Minggu (21/6) kemarin. Di Bali, Jusuf Kalla (JK) membeli 20 kilogram ikan teri dan membagikan gratis kepada warga pesisir. Di Medan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membela diri terhadap isu-isu yang memojokkan dirinya dan pasangannya, Boediono. Sedangkan Megawati Soekarputri (Mega) unjuk gigi di Garut bahwa perempuan mampu mandiri dan ia minta agar kesempatan diberikan kepada perempuan.
Dalam kunjungannya ke Bali, JK mendatangi pasar ikan Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali. Di sini JK yang didampingi Ny Mufidah Kalla disambut ribuan nelayan. Berjubel mereka ingin mendekat dan berebut salaman dengan putra Bugis itu. JK terlihat antusias mengeliling bibir pantai. Beberapa kali ia berhenti dan berdialog dengan nelayan. “Gimana tangkapan ikannya?” kata JK. Sementara Ny Mufidah dengan saksama melihat ikan-ikan segar yang sedang disortir.
Beberapa kali JK dengan santai mengangkat ikan segar. “Ah ikan aku suka ini. Ikan mairo (teri),” kata JK yang spontan merogoh uang di sakunya untuk membeli ikan tersebut. JK jadinya membeli 20 kg ikan teri. Dengan santai ia bayar sendiri teri tersebut dengan uang cash Rp 150 ribu dari saku celananya. Semua ikan itu akhirnya dibagi-bagikan kepada masyarakat yang berada di sekelilingnya. Melihat JK membagikan ikan, spontan warga bertepuk tangan.
Usai mengunjungi tempat pendaratan ikan Kedonganan, JK melanjutkan perjalanan ke Semarang, Jawa Tengah, untuk kampanye dialogis di Gedung Kridanggo. Kemudian ia bergerak ke Ngangkruk Pengging Banyudono, Boyolali, dan terakhir melakukan kampanye terbuka di lapangan Kota Barat, Surakarta.
Bantah isu
Lain JK, lain pula SBY. Saat berkampanye di Medan, Sumatera Utara, kemarin, capres yang sedang menjabat Presiden RI itu mengatakan bahwa pada masa kampanye pilpres ini banyak gosip dan isu yang sengaja diedarkan untuk mendiskreditkannya dan pasangannya, Boediono. “Semakin banyak gosip dan isu yang beredar melalui SMS atau pesan singkat yang bertujuan mendiskreditkan pasangan SBY-Boediono,” katanya dalam pidato kampanye.
Isu yang pada awal kampanye pilpres muncul, lanjutnya, adalah mengenai dirinya telah menyusun kabinet untuk pemerintahan lima tahun ke depan. “Itu gosip yang jauh dari kebenaran. Isu yang tidak jelas sumbernya bahwa SBY telah susun kabinet dan bagi-bagi kekuasaan sama sekali tidak benar,” katanya di hadapan sekitar 2.000 orang peserta kampanye dari berbagai parpol pendukung SBY-Boediono.
Menurut SBY, saat ini baru masuk masa kampanye dan menuju pilpres, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk menyusun kabinet. “Saya akan susun kabinet jika kembali diberi mandat. Jadi, kalau ada yang dengar isu itu, saya katakan itu tidak benar,” tegasnya. Selain mengenai bagi-bagi kekuasaan menjelang pilpres, SBY juga mengungkap isu yang menyebutkan bahwa kebijakan SBY akan berubah jika terpilih lagi menjadi presiden.
Isu miring itu menyebutkan SBY tidak lagi akan menjadikan NKRI sebagai harga mati jika terpilih lagi. “Mana mungkin. Bagi saya Pancasila, UUD 1945, dan NKRI merupakan harga mati,” tegasnya. Pada kesempatan itu SBY juga mengungkapkan banyaknya spanduk gelap yang mediskreditkan SBY-Boediono, yang dnilainya sebagai sikap yang tidak ksatria. Karenanya dia berharap pihak-pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas dan menegakkan aturan.
Agar diberi porsi
Capres Megawati Soekarnoputri meminta pemerintah agar memberikan porsi yang lebih besar kepada kaum perempuan untuk berkiprah dan berprestasi di berbagai sektor kehidupan masyarakat. “Kemandirian kaum perempuan harus diwujudkan dengan banyaknya memberikan kesempatan kepada mereka, termasuk pendidikan politik,” kata Mega dalam pidato kampanyenya di Garut, Minggu.
Menurutnya, pendidikan politik kepada masyarakat sangat penting agar rakyat mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, sekaligus dapat melakukan pilihannya sendiri berdasarkan hati nurani. “Rakyat dapat memilih atas pilihannya sendiri dan bukan akibat unsur paksaan atau iming-iming pembagian uang dan materi,” kata Mega.
Kepada kalangan aparat dari mana pun, Mega menyerukan agar berbaik hati kepada rakyat dan tidak menyakitinya karena mereka berasal dari rakyat dan digaji juga oleh rakyat. Megawati mengemukakan pula optimismenya bisa memenangkan Pilpres 2009, karena dialah satu-satunya calon dari kalangan perempuan yang paling tahu kesulitan dihadapi kaumnya sendiri. Dengan pernyataan itu, artinya Mega sedang unjuk gigi atas kapasitas dan statusnya sebagai satu-satunya capres perempuan.
Kampanye Mega dihadiri ribuan warga Garut dari berbagai kelompok seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), asosiasi pedagang pasar, perguruan silat Gajah Putih, GMNI, LSM Mitra Perempuan, Perhimpunan Mahasiswa Garut Selatan, Komunitas Olahraga Berprestasi, Barisan Rakyat Arus Bawah, serta Gerakan Indonesia Bersatu. Usai kampanye di Garut, rombongan capres nomor urut 1 itu melanjutkan perjalanan ke Tasikmalaya, Ciamis, Jawa Tengah, Kebumen dan Yogyakarta. (ant/*)Klik Duit Untuk Anda